Sudah seminggu ini Kinan selalu memakai jaket. Kalau cuaca dingin sih wajar saja. Kalau cuaca sedang panas?
“Kamu ngapain sih pake jaket terus? Abah aja kepanasan gini,” tegur Abah saat mereka sarapan bersama.
“Nggak apa-apa dong, Bah.
Abah manggut-manggut. “Hari ini kamu mau kemana?”
“Ke kampus, Bah. Terus nanti siang ada pemotretan buat katalog.”
“Oh, belom selesai juga foto buat katalognya?”
“Belum, Bah. Kemaren barang yang mau dipasarin itu belum lengkap.”
“Ya udah, Kalau selesai pemotretan, langsung pulang ya. Beliin Abah martabak telor di deket gardu satpam itu.”
“Oke, Bah.”
Kinan melahap sarapannya dengan cepat. Lalu beranjak membereskan meja.
“Kinan pergi dulu ya, Bah.”
Setelah Kinan pergi, Abah diam-diam tersenyum dalam hati.
Nanti kalau anakku sudah jadi model profesional, impianku untuk kaya pasti terwujud! Barang sudah tersedia, tinggal cari konsumen yang tepat dan berani bayar muuaaahhhaaallll...
* * *
Seminggu kemudian
“Kinan!” tegur Abah begitu Kinan pulang.
“Iya, Bah?” Kinan mendekati Abahnya, mencium tangannya, lalu duduk di kursi sebelah Abah.
“Kok tetangga pada ribut sih ngomongin kamu. Katanya kamu baru bikin tato ya?”
Kinan kaget. “Masa sih, Bah?”
“Iya. Mereka berulangkali ngomong gitu sama Abah. Katanya abis liat katalog produk yang ada foto kamu itu.”
“Terus, Abah udah liat katalognya?”
“Ya belum! Makanya sekarang Abah mau liat. Ayo buka jaketmu. Liatin tato kamu sama Abah.”
Secara perlahan, Kinan pun membuka jaketnya.
Abah terbelalak melihat lengan anaknya. Dipegangnya bahu Kinan, lalu dipaksanya Kinan membelakanginya. Ternyata, di punggungnya juga ada tato serupa!
“KINAAAAAANNNN.!!!!” Abah berteriak histeris. “KAMU GILLAAAAAAA!!!”
Kinan refleks beranjak, menjauh sedikit dari Abah.
“Pantesan ya kamu pake jaket terus! Mau sembunyiin ini ya dari Abah?!”
“Aduh, maaf, Bah, ini kan tuntutan profesi.”
“Tapi nggak begini juga caranya!”
Abah terduduk lesu, memandangi tato yang ada di tubuh anak gadisnya. Ia sebenarnya tidak suka jika anaknya memiliki tato, tapi kali ini kebenciannya berlipat ganda, karena tato itu ternyata berupa sebuah tulisan yang sangat dibenci Abah.
Ya, tulisan! Bukan gambar. Berukuran besar pula! Tulisan itu berbunyi :
“Tidak untuk diperjualbelikan!”
disadur dari :
@fiksimini RT @dedirahyudi : TATO DIPUNGGUNG GADIS. Ayahnya marah bukan kepalang, karena tato itu berbunyi : "Tidak untuk diperjualbelikan!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar